Kekhawatiran kalangan ilmuwan tentang kopi telah memudar dalam tahun-tahun belakangan ini, dan banyak hasil studi yang malah menunjukkan kemungkinan kopi malah dapat membantu menjaga kesehatan.
“Paling tidak, kopi bersifat netral. Kalaupun ada, ada bukti yang cukup baik tentang manfaat kopi dalam menanggulangi kanker,” ujar Dr. Edward Giovannucci, seorang pakar nutrisi di Harvard School of Public Health.
Badan penelitian kanker yang berada di bawah World Health Organization telah mencabut kopi dari daftar “kemungkinan penyebab kanker” dua tahun yang lalu, meskipun lembaga itu menyatakan tidak ada cukup bukti untuk menyingkirkan kemungkinan peran yang ditimbulkan.
Kekhawatiran yang ada saat ini bukan tentang kopi itu sendiri, namun unsur kimia yang disebut akrilamida yang timbul saat bijih kopi disangrai. Lembaga-lembaga pemerintah menyebutnya unsur kimia yang kemungkinan tergolong karsinogen, berdasarkan atas riset yang dilakukan pada hewan, dan sebuah kelompok melakukan gugatan yang mengharuskan penjual kopi memberi peringatan sesuai dengan UU California yang disetujui pada tahun 1986.
Masalahnya: Tak seorangpun tahu tingkat yang tergolong aman atau berisiko bagi orang-orang. U.S. Environmental Protection Agency telah menetapkan batas akrilamida untuk air minum, namun tidak ada satupun untuk makanan.
“Dengan mengkonsumsi secangkir kopi sehari, kemungkinan terpapar karsinogen tidak terlalu tinggi,” dan kemungkinan anda tidak perlu menghilangkan kebiasaan konsumsi kopi, ujar Dr. Bruce Y. Lee dari John Hopkins Bloomberg School of Public Health. “Apabila anda mengkonsumsi kopi dalam jumlah besar sehari-harinya, mungkin ada punya alasan untuk mengurangi tingkat konsumsinya.”
Unsur kimia
Mulai dengan risiko terbesar penyebab kanker yang telah diketahui – merokok – yang menghasilkan akrilamida. Di antara bahan makanan, French fries, keripik kentang, keripik, biskuit, sereal dan bahan pangan denga kandungan karbohidrat tinggi lainnya mengandung unsur kimia tersebut sebagai hasil sampingan dari proses penyangraian, pemanggangan, pembakaran, atau penggorengan.Food and Drug Administration menguji tingkat akrilamida yang ditemukan yang berkisar antara 175 hingga 351 parts per billion (sebuah ukuran konsentrasi bahan pencemar) dari enam merk kopi yang diuji; yang tertinggi adalah jenis kristal kopi dengan kafein yang telah dihilangkan. Sebagai perbandingan french fries di salah satu jaringan restoran waralaba kandungannya berkisar antara 117 hingga 313 parts per billion, tergantung pada lokasi tempat pengujian. Beberapa french fries yang dijual bebas kandungannya melebihi 1.000 parts per billion.
Bahkan beberapa makanan bayi mengandung akrilamida, seperti biskuit yang dibuat untuk melatih bayi menggigit dan biskuit bayi lainnya. Satu merek ubi organik yang diuji mengandung unsur kimia akrilamida sebesar 121 parts per billion.
Apa saja risikonya?
Label “kemungkinan” berdasarkan atas studi pada hewan yang diberikan tingkat akrilamida yang tinggi pada air minumnya. Namun ada perbedaan cara menyerap unsur kimia antara manusia dan hewan pengerat pada tingkat yang berbeda dan proses metabolismenya juga berbeda, jadi relevansinya terhadap kesehatan manusia masih belum diketahui.Sebuah kelompok yang terdiri dari 23 ilmuwan dalam sebuah rapat yang diselenggarakan oleh sebuah lembaga penyelidik kanker di bawah WHO pada tahun 2016 mengamati kopi – ketimbang pengamatan secara langsung terhadap akrilamida – dan memutuskan kopi bukan penyebab kanker payudara, prostat, atau pankreas dan tampaknya kopi dapat mengurangi risiko kanker hati dan rahim. Tidak ada cukup bukti untuk menentukan dampaknya pada sejumlah tipe kanker lainnya.
UU California
Sejak 1986, badan usaha diwajibkan untuk mencantumkan peringatan tentang unsur kimia yang diketahui dapat menyebabkan kanker atau risiko kesehatan lainnya – lebih dari 900 unsur kimia tercantum dalam daftar negara bagian saat ini – namun apa yang tergolong sebagai risiko “signifikan” masih dapat diperdebatkan.Para penjual kopi dan pihak-pihak tergugat lainnya yang mendorong diloloskannya aturan tersebut hari Kamis diberi kesempatan beberapa pekan untuk melakukan perlawanan atau mengajukan banding.
Undang-undang ini “berpotensi untuk menimbulkan lebih banyak kerugian ketimbang manfaat bagi kesehatan masyarakat,” dengan menimbulkan keresahan di antara masyarakat yang berpikir risiko yang ditimbulkan oleh kopi sama tingginya dengan merokok, ujar Giovanucci.
The International Food Information Council and Foundation, sebuah organisasi yang didanai sebagian besar oleh industri makanan dan minuman, mengatakan undang-undang ini meresahkan masyarakat karena tidak adanya panduan tentang level risiko, dan menambahkan pedoman pola makan AS mengatakan konsumsi kopi hingga lima cangkir sehari dapat menjadi bagian dari pola makan sehat.
Dr. Otis Brawley, seorang pejabat medis utama dari the American Cancer Society menyatakan, “Yang jadi bahan permasalahan di sini adalah dosis, dan jumalh akrilamida yang terkandung dalam kopi, yang sesungguhnya sangat sedikit, dibandingkan dengan jumlah akrilamida yang ditimbulkan dengan merokok. Saya pikir kita tidak perlu merisaukan dampak dari mengkonsumsi secangkir kopi.”
Amy Trenton-Dietz, seorang spesialis kesehatan publik di the University of Wisconsin-Madison, mengatakan peraturan negara bagian California sangat bertentangan dengan hasil temuan ilmu pengetahuan.
“Studi pada manusia menyiratkan, bila ada, kopi dapat menjadi pencegah terhadap jenis-jenis kanker tertentu,” ujarnya. “Selama orang tidak menambahkan gula atau pemanis dalam jumlah banyak, kopi, teh, dan air putih adalah hal terbaik yang dapat dimimum oleh seseorang.”
Serial Associated Press diterbitkan dalam kemitraan bersama the Howard Hughes Medical Institute's Department of Science Education. AP adalah satu-satunya pihak yang bertanggung jawab terhadap isi artikel ini.
Artikel ini telah tayang di voaindonesia.com. Dan blog melulu kopi sebagai blog kopi hanya menyebar luaskan, tentang kopi dan kaitannya dengan kanker. Artikel sumber