Skip to main content
Cerita tragedi secangkir kopi. Telah berbagai macam puisi kopi menghiasi halaman blog kopi ini dan kali ini dengan suasana berbeda blog melulu kopi  menyajikan cerita tentang secangkir kopi, cerita ini kopi indonesia ini, adalah cerita singkat kopi, atau cerpen kopi. yang di tulis oleh seorang bernama Chinta Syair Senja. Bagaiman kata kata kopi dalam cerpen kopi tersebut, selengkapnya disimak saj berikut ini.


TRAGEDI SECANGKIR KOPI
Karya: Chinta Syair Senja

Jeritan semakin menyamar di telingaku. Membenamkan sunyi memeluk sepi. Malam menggoda sendiri saat terlelap bayu membelai tubuh. Jejak-jejak langkah seakan tak menjajaki tanah bumiku.

Aku mendengar suara seakan terseret di aspal. Hmmm... aku berbalik, tapi ternyata tidak ada siapa siapa. Aku laju langkah secepat mungkin agar cepat sampai di rumah. Tergopoh-gopoh napasku terburu-buru seakan malam ini menjemput tangisan isak di balik semak-semak taman rumahku.

"Bi Minah, Biiiii..."
"Ya, non."
"Aduh... Lama sekali buka pintunya!"
"Maaf tadi bibi sedang di kamar mandi."
"Ada apa, non? Sepertinya non ketakutan."
"Udah, gak ada apa-apa bibi. Cepat tutup pintunya!"

Teriakan histeris terdengar jelas aku dan bibi hanya saling memandang. Suara apa itu, bi? Tanyaku sambil memegang tangan bibi Minah. Akhirnya aku tarik tangan bibi menuju ruang makan. Tiba-tiba abangku muncul dari kamar mandi di tengah rumah.

"Kenapa sama kalian berdua?"
"Gak, apaan sih abang tanya."
"Itu muka kayak habis lihat setan."
"Hussssttt... Setan apaan? Ini itu hari selasa bang."
"Ya kan setan gak tahu hari de."
Hmmmmm... "ampun dech abang"

Kreeekkkk.... Kreeekkkk...
Suara apa itu? Sambil aku peluk abangku yang sedari tadi berdiri dihadapanku. Otak konyol sedikit penakut menjelajahi virus di memory pikiranku.

KECOA NGESOT

Ada kecoa ngesot
Jalan kayak mobil ngepot
Terbang makin repot

Bikin kepala cekat cekot
Rumahnya di dalam got
Nyaris masuk lewat perabot

Hening memenggal cerita malam begitu menyeramkan. Tragedi hingga lelucon seakan menyihir kehidupan.

Tepat 23.00 burʋng di jam dinding muncul memberi tahu kalau sekarang tepatnya 11 malam. Kami bertiga melaju ke arah kamar masing-masing. Namun aku masih berdiri tegak tanpa aksi apapun.

Aroma itu begitu pekat khas yang aku kenal. Ya, secangkir kopi yang masih mengepul asap seakan baru tersentuh didihan air panas. Elegan aroma penikmat kopi malam.

Aaaaaaaargh...!!!

Bandung, 20 April 2018


Demikianlah Cerita tragedi secangkir kopi, semoga cerita kopi atau cerpen kopi diatas dapat menghibur anda yang sedang mencari kata kata kopi, simak dan baca juga kata kopi yang atau artikel tentang kopi yang kami update di blog tentang kopi ini.

You Might Also Like: