Begitu istimewanya kopi dalam hidup mereka sehingga secangkir kopi dapat membangkitkan semangat, seperti pada puisi kopi yang di upadate di kesempatan ini, puisi bebas yang didalam bait bait, terselip kata kata tentang kopi, ini artinya penulisnya adalah penkmat dan pencinta kopi. ada dua puisi yang di bagikan di kesempatan ini, dan masing masing judulnya antara lain:
- Puisi kopi
- Puisi pendulum penyendiri
KOPI
Karya: Satria Panji Elfalah
Fajar belum meninggi
Selendang putih bergelung
Aroma pembunuh lelah
Rasa peluruh lara
Legam, pekat nan kental
Takkan cukup berlembar-lembar kanvas
Untuk melukis hikayatmu
Yang melegenda dari kaum jelaga hingga permata
Berangkat dari tanah antah berantah
Tangan-tangan kisut menjamahmu dengan penuh harap
Akan terciptanya semburat senyuman dan sepercik kebahagiaan
Bagi orang-orang beruntung yang bisa mengecupmu
Beranak pinak di dasar gelas
Pertanda surga dunia mengetuk di daun pintu
Khatam satu sesapan mesra
Lahir dua sesapan, hingga seterusnya
Segelas surga dunia
Menyatukan getir dan madunya dunia
Hingga datang kawan sejawat senasib seperjuangan
Bertele-tele cakapnya, berjam-jam nongkrongnya
Kopi
Kawan, nikmat mana lagi yang kau dustakan?
Secangkir, segelas atau bahkan setermos kopi
Mampu bungkam rintihan kehidupan yang menghunus hati
Kopi
Kawan, nikmat mana lagi yang kau dustakan?
Arabica atau robusta, pahit atau manis
Mampu tepis segala ragu yang meradang
Pejamkan matamu
Nikmati aroma, rasa dan karakteristiknya
Biar legamnya menyetubuhi dahagamu
Hingga lahirlah, surga dunia dalam tiap sesapan penuh kenikmatan
PENDULUM PENYENDIRI
Karya: Satria Panji Elfalah
Tertawa dalam gelap, berbisik dalam cahaya
Kisah pendulum penyendiri di antara nyala korek
Bungkam jermal-jermal di lautan hati
Bisikkan rintih lirih dalam kisah berjuta liku
Seribu satu detik bergulir
Tetes demi tetes kopi perlahan menggenang
Linting demi linting tembʌkau ludes
Namun tetap berkontribusi dalam sunyi
Alunan dawai gitar menjerang bulir demi bulir sajak
Kupeluk bayang-bayang tanpa raga dan jiwa
Menyusun balung dalam kerangka imaji
Untuk kemudian dibalut dengan helai-helai cahaya rembulan
Senyuman lirih tersungging
Bahagia masih bernapas
Getir dalam kesendirian
Bermuram durja pada sisa malam yang masih panjang
Tak beranjak
Enggan beranjak
Meminang kesendirian
Mengʌwini kesunyian
Tak bergeming
Enggan bergeming
Selamat tinggal cahaya
Biarkan aku bersemedi dalam gelap
Demikianlah kedua puisi dengan tema puisi kopi pendulum penyendiri, baca juga puisi yang menceritakan tentang kopi atau artikel kopi yang ada dihalaman lain blog melulu kopi, semoga kedua puisi diatas dapat bermanfaat menemani anda samabil menikmatai secangkir kopi.