Skip to main content
Puisi sebening embun bersama pagi. Tetes embun di pagi hari yang biasa di jumpai merupakan suatu fenomena alam yang melalui serangkaian proses di malam hari, sehingga ketika pagi menjelang embun pagi yang indah memanjakan mata menyaksikan fenomena keindahan alam bersama pagi.

Embun pagi bukan sekedar embun yang berlalu begitu saja ketika mentari pagi bersinar, embun pagi ditangan orang-orang kreatif dapat menjadi karya sastra yang indah, dan karya satra tentang embung pagi yang diupdate ini merupakan rangkaian kata kata puisi yang indah terinpirasi, dari kata kata embun dan kata kata pagi dan dirangkai dengan keindahan kata kata kopi, sehingga menjadi puisi sebening embun bersama pagi dan secangkir kopi.

Dan mengenai tentang embun pagi dan blog spesial kata kata tentang kopi, tema puisi sebening embun pagi adalah rangkaian kata kata pagi dan kata embun yang didalam bait baitnya mengandung kata kata tentang kopi dan adapun masing masing judul puisi dengan tema sebening embun bersama pagi, antara lain:
  1. Puisi bersama Pagi
  2. Puisi sebening embun pagi
  3. Puisi nikmatnya tantanganmu
Tiga koleksi puisi tentang kopi dan pagi, dapat menjadi contoh puisi bagi anda yang ingin menulis puisi pagi yang indah menceritakan tentang secangkir kopi dan dirangkai dengan berbagai kata kata puisi, bagaimana makna puisinya selegkapnya disimak saja berikut ini.


PUISI BERSAMA PAGI
Karya: Q Alsungkawa.

Selamat indah pagi.
Embun-embun melumuri dedaunan, dan segudang asa di dalamnya, saat pengais rezeki menyentuh nurani nafkah.

Yaitu kilauan, ketika bias surya mangantar ruh pada alasan, pepohon, pada perigi, dan pada denyutan.
Secangkir kopi beraroma pagi
Energi berlangsungnya hidup, menjumpai hari esok.


SEBENING EMBUN PAGI
Oleh: ERIN

Dear, engkau yang banyak berceloteh pada malam
lalu melambaikan tangan pada kelopak dan dedaunan hijau
bisakah menuangkan secangkir kopi nikmat tanpa ampas?
sebab hatiku lupa sebuah rasa
di mana keindahan mampu melukiskan cerita.

Lihatlah pesona di ujung pagi
pada embun
dan jalur perjalanan
masihkan aku bertahan dalam isakan?
sebab lama terlucuti oleh kalimat
menumbangkan benih biji kopi untuk tersimak dalam ruang sempit ibu kota.

Sedang jejak jejak silam menjadi bangkai
bergelombang tanpa arus
kemudian membuang hasil tanpa menimbang rintik
ah ... cukuplah sekian
warna kemarin mulai kurapihkan dalam puisi linglung berjarak lereng lereng misteri
karena lupa mencatat alamat kepulangan.

Dear, kini terjebak macet
jangan menolong atau mengusik wajah berkelipatan
biarkan terbang bersama angan.


NIKMATNYA TANTANGANMU
Oleh: Jakaria

Merekahnya kuncup bunga mengembangkan kelopak mata
Kokok sang jantan menyadarkan nurani terbungkus raga
Sejuk embun pagi membangkitan jiwa dari pembaringan maya
Senyum kukembangkan saat tersadar kuasa menghirup udara

Aroma secangkir kopi membakar asa meraih pengharapan
Gontai langkah menari kala berjuang mengais asupan
Terik mentari hadirkan peluh keringat menandai kehalalan
Syukur alhamdulilah terlontar dari hati melalui bibir kering kehausan

Lantunan kidung sumbang teriringi dawai gitar menjadikan merdu
Mengharapkan sumbangsih demi bertahan hidup tuk maju
Akulah sang penikmat waktu yang terkadang berwujudkan bisu
Menyulam rasa lewat kata bertuliskan Nikmatnya Tantangan-Mu


Demikianlah puisi sebening embun bersama pagi, semoga dapat menjadi inpirasi pagi bagi anda, yang saat ini menikmati kopi dipagi hari yang indah, terimak kasih sudah berkunjun di blog melulu kopi, blog spesial kata kata kopi.

You Might Also Like: