Skip to main content

Puisi tentang wanita dan kopi. Setelah berbagai judul puisi kopi cinta dan berbagai macam puisi tentang kopi yang membahas tentang waktu dan kopi.

Seperti sajak kopi senja, saja pendek kopi hitam, sajak kopi rindu dan lain sebagainya, maka untuk kali ini puisi tentang kopi yang diupdate adalah puisi kopi dan wanita dengan judul halaman puisi tentang wanita dan kopi.

Bagi pujangga kopi, kata kata tentang kopi memang selalu menarik untuk dijadikan inpirasi dalam menulis karya sastra, disamping kopi dapat sebagai minuman kopi bermanfaat untuk kesehatan, kopi juga memberi energi dan dipercaya bisa memompa semangat.

Itulah mengapa kopi dianggap sebagai salah satu minuman berjasa yang didalamnya ribuan inpirasi yang bisa menginspirasi para pujangga kopi, salah satunya adalah puisi tentang wanita dan kopi.


Puisi Tentang Wanita Dan Kopi

Wanita yang biasa disebut mahluk lemah, Namun menurut saya pribadi sesungguhnya itu hanyalah kata kiasan, karena tak semuanya wanita itu lemah,

Namun jika dikatakan wanita adalah sumber inspirasi bagi lelaki mungkin hal inilah yang cocok di semat bagi para wanita.

Jadi wanita dan kopi memiliki dua kesamaan disini, yaitu sebagai inspirasi untuk menulis puisi tentang wanita dan kopi. dan masing-masing judul puisi tentang wanita, antara lain:

  1. Puisi wanita sᥱksi di rasa kopi
  2. Puisi wanita
  3. Puisi wanita tak serupa kopi.

Tiga puisi tentang wanita, yang dirangkai dengan kata kata puisi kopi sehingga menyajikan cerita indah tentang wanita dan kopi, bagaiman puisinya selengkapnya disimak saja berikut ini.


Wanita Sᥱksi Di Rasa KopiKarya YS Sunaryo

Hanya ada kopi pahit sisa sesaji tadi malam yang telah basi
Pekat hitam selaksa rambutmu yang bergerai bʌsah seusai mandi sʋci
Disisirnya helai demi helai dalam helaan napas penuh kecamuk
Sedang tulang rusuk patah dua tertindih malam yang begitu remuk

Kau telah berkelahi antara kewajiban dengan keterpaksaan menempuh perjalanan yang paling hantu
Namun belum sampai pada pucuk rindu
Kecuali keluh dan pᥱluh bersekutu menggerogoti kulit wajah hingga garis kerutan renta
Sedang ciʋman di atas sajadah belum sampai pada jawaban cinta

Aku hanya menatap bola matamu yang kian ciut disapa matahari pagi
Tak mampu memberikan jawaban pada pertanyaan yang kau gantung di ketinggian awan
Kecuali aku membaca lekuk pantʌtmu dalam komik misteri
Tertulis di kertas kusam bahwa sekalipun kau mangsa peradaban hitam namun tetap sebagai kekasih Tuhan

Karena hanya tubʋhmu yang habis disesapi syʌhwat pergulatan
Dan itu bukan tanda sempurna kemelaratan
Ada timbunan kekayaan yang paling berharga
Mesti kau singkap dengan doa dan pertaubatan hingga bahagia terbuka dalam keabadian surga

Kopi basi itu tak mesti kau tunggui lagi
Sebelum hitamnya kian melumut di kesadaran diri
Dan kau, tetap wanitaku yang tersᥱksi, yang paling dicari-cari

Cianjur, 9 Mei 2018


PUISI WANITAOleh : Fida Abbott

Katanya wanita itu lemah
Ternyata wanita itu kuat
Lebih kuat dari terjangan ombak

Katanya wanita itu duduk di belakang pria
Ternyata wanita itu memimpin pria
Di setiap lekuk pahit manis kehidupan

Katanya wanita itu lebih rendah daripada pria
Ternyata wanita itu lebih peka nalurinya
Sehingga jangan pernah merendahkan perasaannya

Katanya wanita itu begitu rapuh hatinya
Ternyata wanita itu merapuh karena memberi kekuatan
Sesuatu yang tak dapat dibendung oleh kata

Lihatlah air matanya
Keluar turut merasakan
Sedih gembira
Menangis tertawa
Apa pun beragam perasaan

Lihatlah senyum tawanya
Di saat dia ingin berteriak dan menangis
Lihatlah kedua tangannya
Di sana dia menggunakan segalaya
Untuk memeluk, membelai dan berkreasi

Lihatlah kelembutan hatinya
Hingga pisau tajam pun
Tak mampu membelahnya

Dia lemah tapi kuat
Dia lembut tapi kokoh
Dia rapuh tapi tahan banting

Dia hanya punya satu hati
Tapi mampu membagi hati
Dia hanya punya dua tangan
Tapi mampu mengganda gunakan tangan

Sepatutnyalah Pria melindungi wanita
Bukan karena dia lemah, lembut dan rapuh
Tapi sudah selayaknya
Mengagungi dan menjaga
Mahluk berharga ciptaan-Nya


Wanita Tak Serupa KopiOleh: NN

Wanita duduk tak pernah sendiri. Selain buku, kopi dan pemikirannya adalah apa-apa yang membuat jiwanya seperti ban sepeda anak kecil. Berputar, membawanya ke lain dunia.

Di depan cangkir kosongnya, ia menggambar sebuah garis lurus. Ia hanya tubuh yang butuh diisi, oleh apapun, dan wanita tak akan berubah hanya karena hal-hal asing yang mengisinya itu apa.

Di depan gula dalam kertas, ia menggambar garis putus-putus. Ia mengerti, apa-apa yang manis dikecap tak berarti apa-apa yang bertahan lama diucap.

Di depan sendok perak bergagang beruang, ia menarik garis tak simetris. Seperti perjalanannya yang kerap diusir ketika ingin tinggal, seperti perasaannya yang kerap dipaksa untuk tanggal.

Di depan air panas yang menggolak, tangannya bergetar tak kuasa menggambar. Kasihan wanita, kerap marahnya adalah apa-apa yang justru membunuhnya. Ketika meminta pengertian tapi tak dimengerti, ketika ingin berbicara lantang tapi pemikirannya bungkam; oleh ego-ego ketakutan bahwa itu akan berbalik menjadi apa-apa yang menikamnya pelan-pelan.

Di depan biji kopi, ia menggambar garis tipis sekali. Sebuah pengertian, bahwa terkadang perasaan yang mentah hanyalah rasa-rasa penasaran sebelum kemudian pergi karena dahaganya telah terhapuskan.

Di depan segelas kopi, ia menggambar garis melingkar. Baginya, kegagalan-kegagalan yang sama tak pernah sebanding dengan keberaniannya untuk kembali mencoba; Karena tak serupa kopi; Wanita berhak tahu bahwa bahagia di tiap sebuah awal akan tetap terasa berbeda kapanpun jua.


Demikianlah puisi tentang wanita dan kopi, baca juga puisi kopi dan wanita yang lain di blog ini semoga kata kata tentang kopi dan wanita yang diupdate dikesemptan ini, dapat menghibur bagi para penikmat dan pencinta kopi.

You Might Also Like: