Skip to main content
Kumpulan puisi menikmati secangkir kopi. Menikmati pagi, sore dan malam dengan secangkir kopi panas adalah hal yang mengasikkan bagi mereka yang menyukai kopi, dan untuk menambah hiburan saat menikmati secangkir kopi, blog spesial kata kopi menyajikan kata kata untuk menikmati secangkir kopi atau kumpulan puisi menikmati secangkir kopi melengkapi saat bersantai dengan kopi kesukaan.

Kumpulan Puisi Menikmati Secangkir Kopi

Puisi menikmati secangkir kopi tentu tak hanya menyajikan kata kata tentang kopi akan tetapi kata kata menikmati secangkir kopi hanya sebagai pelengkap kata kata puisi dari beberap puisi tersebut, sebab puisi-pusi ini menceritakan berbagai hal seperti tentang kata kata cinta, kata kesendirian dengan puisi kesendirian, tentang sahahat dengan puisi sahabat tentang suami dengan  puisi seorang suami, dan lain lain. adapun masing masing judul puisinya antara lain:
  1. Puisi siapa
  2. Puisi kesendirian
  3. Puisi sajak untuk sahabat
  4. Puisi seorang suami
  5. Tentang sebait puisi
Lima koleksi puisi tentang secangkir kopi dengan tema halaman kumpulan puisi menikmati secangkir kopi, bagaimana kata puisi atau cerita puisi dalam kelima judul puisi tersebut, untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini.


PUISI SIAPA
Karya: Ringga

Langkahnya begitu bersemangat merobek udara
Mesti sebenarnya belum tahu arah ke mana rimbanya
Pandangan masih terhalang ilalang
Di sana ia sempat mencari, anak yang hilang

Jauh di seberang pulau-pulau
Tampak para pesohor sedang bersenda gurau
Menikmati secangkir kopi dan sebatang tembʌkau
Membuat para belia terpukau

Alih-alih memberi semangat pula nasihat
Bibirnya kaku berkarat
Terpeleset di lembah syʌhwat
Terjebak dalam balutan pangkat


PUISI KESENDIRIAN
Oleh: ERIN

Napasku terbentuk dari lipatan kata
retasan rintih pengembaraan
juga jutaan bahagia
terisi dalam kabel-kabel bermuatan ion-ion yang terkadang mengalirkan listik, mengejutkan tubuh dan melenakan.

Lalu bersantai, menikmati pagi
bertemankan secangkir kopi
meneguk hidup perlahan.

Kemudian senja datang,menyelimuti sepi
menisankan senyum dalam helaian daun.

Dan kisahmu di mulai
pada kuncup bunga persinggahan
kau memetik masa
melemparku dalam kenikmatan rasa
sampai aku lupa wujudku
kegilaanmu bermain dalam lembar perandaian
cantik, manis, memabʋkkan.


SAJAK UNTUK SAHABAT
Oleh: Benny E W

Sahabat, semakin dunia ini tua
Semakin banyak orang-orang gila
Gila harta, gila jabatan
Kagak kesampaian jadi gila sungguhan

Bermacam ragam, langgamnya kelakuan
Yang miskin ingin jadi kaya
Yang kaya hidupnya ketakutan
Harta membawanya ke penjara

Hidup itu apa adanya
Bukan memaksa kehendak di mata
Melihat tetangga kaya, ingin
Walau kemampuannya gak mungkin

Saya sih santai-santai saja
Heppy dengan secangkir kopi
Menikmati senja di langit jingga
Melihat burʋng-buruʋng riuh berpuisi

Perubahan itu dilakukan dengan hati
Bukan iri, bukan dengki
Bukan pula mengebiri hak azasi
Sahabat, hidup itu kudu peduli, mesti!


SEORANG SUAMI
oleh Tarsisius Ramto Idong

Tirus matamu menikmati hujan
Bertanya mengapa hujan tak kunjung
Berhenti Sehingga kau bisa bekerja
Demi bahagia anak isteri;

Senandung tempias hujan menjawab
"Nikmati saja selagi masih bernafas"

Karang-karang kau libas dengan tenang
Mengharapkan rezeki berserakan di baliknya
Agar tidak lagi kau terima cercaan
Jua cemoohan tetangga karena tangan kosong
Kau bawa pulang

Hari ini hujan tak kunjung reda
Hingga meluapkan sungai di samping rumah
Rezeki tak kan kemana... Katamu
Pun baru saja telingamu panas menerima
Cercaan kelaparan mendera menggelora badai
Duduk tenang menikmati secangkir kopi,
Kau bersiul senandung lama

"Aku ingin menikmati hujan"


TENTANG SEBAIT PUISI
Oleh: Tarsisius Athanasius RI

Ada yang meletakkan sebait puisi
Di Lengan pohon jambu depan rumah
Lalu melekat di kaki burʋng
Dibawanya ke selatan mengikuti
Kawanannya; keluarganya

Hari berikutnya sebait puisi tak lagi
Merebahkan kata-katanya di lengan pohon
Ia telah jatuh ke tanah dan diarak-arak
Oleh semut menuju paduka raja
Menikmati manisnya bersama
Berceloteh menumpah kenikmatan

Bertanya pada secangkir kopi tentang
Siapa dan untuk siapa bait puisi itu
Legit manisnya pekat merongrong lidah
Menusuk pagi menuliskan rasa sepi dibadan
Kabut yang lari di antara bunga tulip membawa
Serta siapa dan untuk siapa puisi itu ada

"Sudahkah kau baca bait puisiku?'

Demikianlah kumpulan puisi menikmati secangkir kopi, baca juga artikel kopi atau kopi dan kesehatan yang diupdate blog melulu kopi, semoga puisi lima puisii diatas dapat menghibur sambi menikmati segelas kopi.

You Might Also Like: