Budidaya Tanaman Kopi
Petani kopi yang sukses pasti memperhatikan langkah-langkah dan cara budidaya tanaman kopi yag baik dan benar, mulai dari perisapan lahan, pemilihan bibit kopi unggulan, perawatan dan dan seturusnya sampai tiba masa panen.
Pemilihan Jenis Kopi dan Varietas
Tanaman kopi sangat banyak jenisnya, bisa mencapai ribuan. Namun yang banyak dibudidayakan hanya empat jenis saja yakni jenis kopi arabika, jenis kopi robusta, kopi liberika dan excelsa. Masing-masing jenis kopi tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda.
Memilih jenis tanaman untuk budidaya kopi, harus disesuaikan dengan tempat atau lokasi lahan. Lokasi lahan yang terletak di ketinggian lebih dari 800 meter dpl cocok untuk ditanami arabika. Sedangkan dari ketinggian 400-800 meter bisa ditanami robusta. Budidaya kopi didataran rendah bisa mempertimbangkan jenis liberika atau excelsa.
Selain dari sisi teknis budidaya, hal yang patut dipertimbangkan adalah harga jual produk akhir. Kopi arabika cenderung dihargai lebih tinggi dari jenis lainnya. Namun robusta memiliki produktivitas yang paling tinggi, rendemennya juga tinggi.
Persiapan Bibit Tanaman Kopi
Setelah memutuskan budidaya kopi yang cocok, langkah selanjutnya adalah mencari bibit yang unggulan, menyiapkan lahan dan pohon peneduh. Informasi mengenai bibit unggul untuk budidaya kopi bisa ditanyakan ke Puslit Kopi dan Kakao atau toko bibit terpercaya. Sementara itu, pohon peneduh harus sudah disiapkan setidaknya 2 tahun sebelum budidaya kopi dilaksanakan.
Untuk budidaya kopi arabika sumber tanaman yang digunakan adalah varietas. Contohnya adalah varietas S 795, USDA 762, Kartika-1 dan Kartika-2. Sedangkan untuk budidaya kopi robusta sumber tanaman yang digunakan dalah klon. Contohnya klon BP 42 atau BP 358.
Perbanyakan bibit pohon kopi bisa didapatkan dengan teknik generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif dari biji biasanya digunakan untuk budidaya kopi arabika, sedangkan kopi robusta lebih sering menggunakan perbanyakan vegetatif dengan setek. Masing-masing metode perbanyakan bibit mempunyai keunggulan dan kelemahan sendiri-sendiri. Lebih detailnya silahkan baca artikel terdahulu tentang perbanyakan bibit kopi dengan biji dan perbanyakan bibit kopi dengan setek.
Persiapan Lahan Dan Pohon Peneduh Tanaman Kopi
Budidaya tanaman kopi bisa dilakukan baik didataran tinggi maupun rendah, tergantung dari jenisnya. Secara umum kopi menghendaki tanah gembur yang kaya bahan organik. Untuk tanah pengunungan/tanah miring buat teras, dan untuk menambah kesuburan berikan pupuk organik dan penyubur tanah di sekitar area tanaman kopi. Arabika akan tumbuh baik pada keasaman tanah 5-6,5 pH, sedangkan robusta pada tingkat keasaman 4,5-6,5 pH.
Hal yang harus disiapkan sebelum memulai budidaya tanaman kopi adalah menanam pohon peneduh. Manfaat pohon peneduh untuk mengatur intensitas cahaya matahari yang masuk. Karena tanaman kopi termasuk tumbuhan yang menghendaki intensitas cahaya matahari tidak penuh.
Jenis pohon peneduh yang sering digunakan dalam budidaya tanamann kopi adalah dadap, lamtoro dan sengon. Pilih pohon pelindung yang tidak membutuhkan banyak perawatan dan daunnya bisa menjadi sumber pupuk hijau.
Pohon pelindung jenis sengon harus ditanam 4 tahun sebelum budidaya tanaman kopi. Sedangkan jenis lamtoro bisa lebih cepat, sekitar 2 tahun sebelumnya. Tindakan yang diperlukan untuk merawat pohon pelindung adalah pemangkasan daun dan penjarangan.
Penanaman Bibit Kopi
Apabila lahan, pohon peneduh dan bibit sudah siap, langkah selanjutnya adalah memindahkan bibit dari polybag ke lubang tanam di areal kebun. Jarak tanam budidaya kopi yang dianjurkan adalah 2,75×2,75 meter untuk robusta dan 2,5×2,5 meter untuk kopi arabika. Jarak tanam ini divariasikan dengan ketinggian lahan. Semakin tinggi lahan semakin jarang dan semakin rendah semakin rapat jarak tanamnya.
Buat lubang tanam dengan ukuran 60x60x60 cm, pembuatan lubang ini dilakukan 3-6 bulan sebelum penanaman. Saat penggali lubang tanam pisahkan tanah galian bagian atas dan tanah galian bagian bawah. Biarkan lubang tanam tersebut terbuka. Dua bulan sebelum penanaman campurkan 200 gram belerang dan 200 gram kapur dengan tanah galian bagian bawah. Kemudian masukkan kedalam lubang tanam. Sekitar 1 bulan sebelum bibit ditanam campurkan 20 kg pupuk kompos dengan tanah galian atas, kemudian masukkan ke lubang tanam.
Kini bibit kopi siap ditanam dalam lubang tanam. Sebelumnya papas daun yang terdapat pada bibit hingga tersisa ⅓ bagian untuk mengurangi penguapan. Keluarkan bibit kopi dari polybag, kemudian gali sedikit lubang tanam yang telah dipersiapkan. Kedalaman galian menyesuaikan dengan panjang akar. Bagi bibit yang memiliki akar tunjang usahakan agar akar tanaman tegak lurus. Tutup lubang tanam agar tanaman berdiri kokoh, bila diperlukan beri ajir untuk menopang tanaman agar tidak roboh.
Perawatan Tanaman kopi
Langkah yang sangat perlu diperlukan diperhatikan untuk pemeliharaan budidaya tanaman kopi, setelah di tanam adalah penyulaman, pemupukan pemangkasan dan penyiangan. Berikut penjelasannya:
- Peyulaman
Setelah bibi ditanam di areal kebun, periksa pertumbuhan bibit tersebut setidaknya seminggu dua kali. Setelah bibit berumur 1-6 bulan periksa sedikitnya satu bulan sekali. Selama periode pemeriksaan tersebut, bila ada kematian pada pohon kopi segera lakukan penyulaman. Penyulaman dilakukan dengan bibit yang sama. Lakukan perawatan yang lebih instensif agar tanaman penyulam bisa menyamai pertumbuhan pohon lainnya.
- Pemupukan
Pemberian pupuk untuk budidaya kopi bisa menggunakan pupuk organik atau pupuk buatan. Pupuk organik bisa didapatkan dari bahan-bahan sekitar kebun seperti sisa-sisa hijauan dari pohon pelindung atau kulit buah kopi sisa pengupasan kemudian dibuat menjadi kompos. Kebutuhan pupuk untuk setiap tanaman sekitar 20 kg dan diberikan sekitar 1-2 tahun sekali.
Cara memberikan pupuk dengan membuat lubang pupuk yang mengitari tanaman. Kemudian masukkan kompos kedalam lubang pupuk tersebut. Bisa juga dicampurkan pupuk buatan kedalam kompos. Untuk tanah yang asam dengan pH dibawah 4,5 pemberian pupuk dicampur dengan setengah kilogram kapur. Pemerian kapur dilakukan 2-4 tahun sekali.
Untuk memperkaya bahan organik areal perkebunan bisa ditanami dengan tanaman penutup tanah. Tanaman yang biasa dijadikan penutup tanah dalam budidaya kopi diantaranya bunguk (Mucuna munanease) dan kakacangan (Arachis pintol). Tanaman penutup tanah berfungsi sebagai pelindung dan penyubur tanah, selain itu hijauannya bisa dijadikan sumber pupuk organik.
- Pemangkasan pohon
Terdapat dua tipe pemangkasan dalam budidaya kopi, yaitu pemangkasan berbatang tunggal dan pemangkasan berbatang ganda. Pemangkasan berbatang tunggal lebih cocok untuk jenis tanaman kopi yang mempunyai banyak cabang sekunder semisal arabika. Pemangkasan ganda lebih banyak diaplikasikan diperkebunan rakyat yang menanam robusta. Pemangkasan ini lebih sesuai pada perkebunan di daerah dataran rendah dan basah.
Berdasarkan tujuannya, pemangkasan pada budidaya tanaman kopi dibagi menjadi tiga macam yaitu:
- Pemengkasan pembentukan, bertujuan membentuk kerangka tanaman seperti bentuk tajuk, tinggi tanaman dan tipe percabangan.
- Pemangkasan produksi, bertujuan memangkas cabang-cabang yang tidak produktif atau cabang tua. Hal ini dilakukan agar tanaman lebih fokus menumbuhkan cabang yang produktif. Selain itu, pemangkasan ini juga untuk membuang cabang-cabang yang terkena penyakit atau hama.
- Pemangkasan peremajaan, dilakukan pada tanaman yang telah mengalami penurunan produksi, hasil kuranng dari 400 kg/ha/tahun atau bentuk tajuk yang sudah tak beraturan. Pemangkasan dilakukan setelah pemupukan untuk menjaga ketersediaan nutrisi.
- Pemengkasan pembentukan, bertujuan membentuk kerangka tanaman seperti bentuk tajuk, tinggi tanaman dan tipe percabangan.
Penyiangan Gulma Tanaman Kopi
Tanaman kopi harus selalu bersih dari gulma, terutama saat tanaman masih muda. Lakukan penyiangan setiap dua minggu, dan bersihkan gulma yang ada dibawah tajuk pohon kopi. Apabila tanaman sudah cukup besar, pengendalian gulma yang ada diluar tajuk tanaman kopi bisa memanfaatkan tanaman penutup tanah. Penyiangan gulma pada tanaman dewasa dilakukan apabila diperlukan saja.
Hama Dan Penyakit Tanaman Kopi
Lahan budidaya kopi yang terserang hama dan penyakit akan mengalami penurunan produktivitas, kualitas mutu kopi dan bahkan kematian tanaman. Beberapa hama dan penyakit yang umum menyerang tanam kopi adalah sebagai berikut:
- Hama penggerek buah kopi. Menyerang tanaman muda maupun tua. Akibat serangan buah akan berguguran atau perkembangan buah tidak normal dan membusuk. Pengendalian bisa hama ini adalah dengan meningkatkan sanitasi kebun, pemapasan pohon naungan, pemanenan buah yang terserang, dan penyemprotan kimia.
- Penyakit karat daun (HV). Biasanya menyerang tanaman arabika. Gejala serangannya bisa dilihat dari permukaan daun yang mengalami bercak kuning, semakin lama menjadi kuning tua. Bisa dihindari dengan menanam kopi arabika diatas ketinggian 1000 meter dpl. Pengendalian lainnya bisa dilakukan dengan penyemprotan kimia, memilih varietas unggul, dan kultur teknis.
- Penyakit serangan nematoda. Banyak ditemui di sentra-sentra perkebunan kopi robusta. Serangan ini bisa menurunkan produksi hingga 78%. Pengendalian penyakit ini bisa dilakukan dengan menyambung tanaman dengan batang bawah yang tahan nematoda.
Panen Dan Pasca Panen
Tanaman kopi yang dibudidayakan secara intensif sudah bisa berbuah pada umur 2,5-3 tahun untuk jenis kopi robusta dan 3-4 tahun untuk jenis kopi arabika. Buah kopi telah menunjukkan warna merah yang meliputi sebagian besar tanaman, sudah bisa di panen, bertahap sesuai dengan masa kemasakan buah. Hasil panen pertama biasanya tidak terlalu banyak, produktivitas tanaman kopi akan mencapai puncaknya pada umur 7-9 tahun.
Panen buah kopi dilakukan secara bertahap, panen raya bisa terjadi dalam 4-5 bulan dengan interval waktu pemetikan setiap 10-14 hari. Pemanenan dan pengolahan pasca panen akan menentukan mutu produk akhir.
Pengolahan Hasil Tanaman Kopi
Agar dipersiapkan terlebih dahulu tempat penjemuran, pengupasan kulit dan juga penyimpanan hasil panen agar tidak rusak akibat hama pasca panen. Buah panenan harus segera diproses maksimal 20 jam setelah petik untuk mendapatkan hasil yang baik.
Demikianlah tentang langkah dan cara untuk budidaya tanaman kopi, semoga artikel tentang cara menaman kopi dapat bermanfaat dan bisa menambah wawasan untuk budidaya tanama kopi. ( Sumber Atikel: alamtani.com)